BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Pariwisata
merupakan manifestasi gejala naluri manusia sejak purbakala, yaitu hasrat untuk
mengadakan perjalanan. Lebih dari itu pariwisata dengan ragam motivasinya akan
menimbulkan permintaan-permintaan dalam bentuk jasa-jasa dan persesdiaan-persediaan
lain. Permintaan akan barangdan jasa ini terus meningkat sesuai dengan
perkembangan kehidupan manusia. Di negara-negara yang sedang berkembang akan
terjadi perluasan lingkup kepentingan-kepentingan. Sedang di negara-negara yang
sudah maju selain lingkup kepentingan yang luas, waktu luang pun bertambah dan
banyak karena ditunjang oleh kenaikan pendapatan serta transportasi yang lancar
dan cepat. Sejalan dengan itu terjadi pula peningkatan pendidikan, pengetahuan,
dan kecerdasan di kalangan penduduk. Sebagai akibat perkembangan-perkembangan
tersebut, motivasi-motivasi untuk mengadakan perjalanan menjadi lebih kuat,
lebih-lebih setelah ditunjang oleh kemajuan-kemajuan di bidang teknologi,
hasrat untuk mengadakan perjalanan menjadi lebih mudah terpenuhi. Dan kita
dapat menyaksikan betapa deras arus perjalanan manusia dalam rangka berwisata
meski motivasi mereka kadangkala berbeda-beda. Sektor pariwisata merupakan
sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan
daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan
pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat
memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.
Pariwisata di
Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun
2009, pariwisata menempati urutan
ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan
data tahun 2014, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar
9,4 juta lebih atau tumbuh sebesar 7.05% dibandingkan tahun sebelumnya.
Bali memiliki banyak
keunggulan dibanding provinsi lainnya di Indonesia. Seperti diutarakan di awal
sebelumnya,Bali dikenal dengan keindahan alam dan keunikan budayanya. Bali
mengunggulkan produk pariwisatanya yang indah untuk memancing turis-turis local
maupun mancanegara untuk datang ke Bali. Seperti contohnya, tempat-tempat
pariwisata di Bali ialah Pantai Kuta, Tanah Lot, Pantai Sanur, Jimbranan, dan
Nusa Dua sangat ramai di kunjungi orang tiap harinya. Hotel-hotel yang
bernuansa pantai dan pedesaan banyak dibangun disana dari yang harga murah
meriah seperti losmen-losmen hingga hotel berbintang lima dengan harga yang
sangat menguras kocek. Selain itu, Bali dikenal juga dengan budayanya yang unik
dan mengundang decak kagum bagi orang yang melihatnya seperti tari Kecak dan
tari Pendet yang sangat fenomenal hingga ke dunia internasional. Di Bali juga
banyak terdapat pusat-pusat kesenian daerahnya, salah satu tempatnya ialah di
daerah Ubud.
Alasan Tanah Lot
menjadi Daya Tarik Wisata pilihan kami karena ketertarikan pada keunikan dan
semua detail yang ada pada Tanah Lot itu, yang mana Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu
terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip
dengan Pura
Uluwatu. Pura Tanah Lot
ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura
laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat
yang indah untuk melihat matahari terbenam.
2. a. Batasan Masalah
1. Fasilitas
wisata
2. Aktivitas
wisata
b. Rumusan
Masalah
1. Fasilitas
apa saja yang tersedia dalam Daya Tarik Wisata tersebut?
2. Apa
saja aktivitas yang bisa dilakukan dalam Daya Tarik Wisata tersebut?
3. Tujuan
Makalah
Sejalan
dengan Rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui :
1. Daya
Tarik Wisata terpilih secara menyeluruh
2. Fasilitas
dan aktivitas apa saja yang bisa dilakukan dalam Daya Tarik Wisata tersebut
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Kepariwisataan
Secara etimologi, Pariwisata
berasal dari dua kata yaitu “Pari” yang berarti banyak atau berkeliling,
sedangkan pengertian wisata berarrti “pergi”. Didalam kamus besar Indonesia
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi.
Sedangkan menurut UU no. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 4 yaitu
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan Pariwisata dan bersifat multi dimensi
serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan
Negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesame
wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam
pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis,
17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam diBunaken, Gunung Rinjani di Lombok,
dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia.
Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang
mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan
tersebut. Candi Prambanan dan Borobudur,
Toraja,Yogyakarta, Minangkabau,
dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010,
terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara
itu, empat wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia yaitu wayang, keris, batik dan angklung.
Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para
turis adalah Bali sekitar lebih dari 3,7 juta disusul, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan,
Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Sekitar
59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk
tujuan bisnis. Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan
terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara
dari kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan RRC berada di urutan pertama disusul Jepang,Korea Selatan, Taiwan dan India. Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya disusul oleh Belanda, Jerman dan Perancis.
Pengelolaan
kepariwisataan, kebijakan nasional, urusan pemerintahan di bidang kebudayaan
dan kepariwisataan di Indonesia diatur olehKementerian
Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.
2.
Fasilitas
Wisata
Fasilitas wisata dapat diartikan
suatu sarana dan prasarana yang harus disediakan oleh pengelola untuk kebutuhan
wisatawan. Kebutuhan wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam atau
keunika objek wisata melainkan memerlukan sarana dan prasarana wisata seperti
akomodasi (sarana kebersihan, kesahatan, kemanan, komunikasi, tempat hiburan,
hotel / penginapan, restoran, dan toko
cindera mata), transportasi (jalan alternatif,aspal, hotmik dan jalan setapak),
kendaraan (angkutan umum, becak, ojeg dan sepeda) dan lain-lain (mushola,
tempat parkir, MCK dan shelter ). Soekadijo ( 2000: 196 ),
Fasilitas-fasilitas
untuk memenuhi kebutuhan perjalanan wisatawan tersebut muncul dalam satu
kesatuan yang saling terkait dan melengkapi satu sama lain, sehingga dalam
suatu perjalanan wisata, seluruh komponen yang digunakan tidak dapat dipisahkan,
tergantung pada karakteristik dan bentuk perjalanan wisata yang dilakukan oleh
wisatawan.
Komponen
fasilitas dan pelayanan perjalanan biasanya terdiri dari unsur alat
transportasi, fasilitas akomodasi, fasilitas makan dan minum dan fasilitas
penunjang lainnya yang bersifat spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan
perjalanan. Komponan ini tidak terlepas dari adanya komponen prasarana atau
infrastuktur, yaitu suatu komponen yang menjamin bagi tersedianya kelengkapan
fasilitas. Fasilitas transportasi baru dapat disediakan apabila ada jaminan
bahwa prasarana jalan sudah tersedia, demikian juga fasilitas telekomunikasi
dapat disediakan apabila prasana jaringan penghubung ke destinasi pariwisata
tersebut sudah tersedia.
3.
Aktivitas Wisata
The World Tourism Organization
(WTO), sebuah lembaga kajian dan
pendukung usaha wisata antar pemerintahan yang bermarkas di Madrid,
mendefenisikan aktivitas wisata sebagai kegiatan manusia yang melakukan
perjalanan (keluar dari lingkungan asalnya) untuk tidak lebih dari satu tahun
berlibur, berdagang, atau urusan lainnya. Aktivitas wisata adalah apa yang
dikerjakan wisatawan, atau apa motivasiwisatawan datang ke destinasi, yaitu
keberadaan mereka di sana dalam waktu setengah hari sampai berminggu-minggu.
Suatu pusat aktivitas misalnya suatu museum, yang dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung dalam setengah hari di antara lama waktu kunjungan wisatanya.
Aktivitas wisata suatu digerakkan oleh adanya atraksi wisata, terutama yang
unik seperti: pantai, taman, bangunan bersejarah, topografi khas, ciri khas
budaya, peristiwa lokal unik, dan lain-lain.
Aktivitas
wisata adalah segala kegiatan yang dilakukan didalam maupun di luar atau di
sekitar Daya Tarik Wisata. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan tersebut dapat
berupa aktivitas wisata alam, aktivitas wisata petualangan, aktivitas wisata
Rafting, aktivitas wisata budaya dan masih banyak lagi aktivitas lainnya.
Aktivitas pariwisata juga sering
dilakukan oleh wisatawan yang sedang berlibur di suatu daerah tujuan wisata.
Aktivitas pariwisata ini dilakukan seiring dengan penyaluran hobby atau bakat
seperti Sight Seeing, Shopping, Spa/Relaxation, Cooking Class, Dancing Class
serta Attending Culture events. Untuk pemenuhan kebutuhan fisik demi
terpenuhinya kepuasan serta kesehatan jasmani dan rokhani seperti Cycling,
Tracking, Jogging, Walking in The Rice Field. Diantara aktivitas tersebut
di atas ternyata Walking in The RiceField mendapat apresiasi tertinggi
yaitu sebanyak 32 responden (64%) dari 50 responden wisatawan Mancanrgara yang
diambil sebagai sampel, kemudian disusul oleh aktivitas Attending Cuilture
Events sebanyak 29 responden (58%), seterusnya disusul oleh kegiatan
masing-masing Sight-Seeing sebanyak 26 responden (52%), Spa/Relaxation
24 (48%), Shopping 23 responden (46%), Cycling 14 (28%),
Tracking 11(22%), Cooking Class 10 (20%), Jogging 9 (18%),
Dancing Class 5(10%), Others (makan di restoran dan warung lokal) 2
responden (4%),dan terakhir juga 2 responden (4%) yaitu aktivitas Painting
Class.
Dengan adanya beragam aktivitas
yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara yang berlibur di sana memungkinkan
wisatawan tersebut akan tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata tersebut.
Dengan tinggalnya mereka lebih lama dengan sendirinya uang yang mereka
belanjakan disana lebih banyak, sehingga ini juga membawa keuntungan bagi
daerah tujuan wisata tersebut untuk meraup dollar yang lebih banyak dan dengan
sendirinya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat apabila segenap
lapisan masyarakat dapat ikut ambil bagian dalam peluang tersebut sesuai dengan
ketranpilan yang dimiliki. Aktivitas ini merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Jika dikaitkan dengan teori motivasi yang disampaikan oleh
Cooper maka aktivitas yang dilakukan terkait dengan tiga motivasi yaitu: physical
motivation, interpersonal motivation dan status and prestige motivation.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kepariwisataan
di Bali
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang
153 km dan
selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara
astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur
Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah
titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini
terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang
ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan
menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda
dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri
sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah
Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di
antara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur
dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung
Patas dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali
secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali
Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan
dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri
dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas
118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam
(>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang
berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau
Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur. Alam Bali
yang indah menjadikan pulau Bali laku dijual sebagai daerah wisata.
Ibu kota Bali
adalah Kota Denpasar.
Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai
pusat seni dan
peristirahatan terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak,Jimbaran dan Nusa Dua adalah
beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik
wisata pantai maupun tempat peristirahatan, spa dll.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66
km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif
Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701
desa/kelurahan.
Budaya Bali
a. Musik
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik
tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam
penggunaan gamelan dan
berbagai alat musik
tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan
dalam teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu
sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam
gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan
gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan. Ada pula
musik Angklung dimainkan
untuk upacara ngaben serta music
Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali,
misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang
dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang
mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan
kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan
perkusi kayu (xilofon). Karena
hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan
gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di
sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta
musik tradisional masyarakat Lombok.
b. Tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan
menjadi tiga kelompok, yaitu wali atau seni tari pertunjukan
sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan
juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari untuk
hiburan pengunjung.
Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada
awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain
yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang
Dedari,Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain
ialah Gambuh, Topeng Pajegan dan Wayang
Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa,
Arja, Prembon dan Joged serta berbagai koreografi tari
modern lainnya.
c. Pakaian Daerah
Pakaian
daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas
kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik
dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya.
Status
sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan
ornamen perhiasan yang dipakainya.
d. Peta Bali
2. Fasilitas
wisata di Tanah Lot
Tempat parkir di daerah Tanah Lot
cukup luas dan bersih. Sementara itu, di sepanjang jalan dari area parkir
menuju area pura, banyak berjejer art shop yang menjual berbagai macam hasil kerajinan
setempat . Bagi pengunjung yang ingin mendapatkan cendramata khas Bali seperti
: Ukiran, Kaos, Daster, Kain Pantai, hingga Tatto temporar, dan banyak juga
warung makan yang menawarkan aneka makanan dan minuman. Selain itu, masih
banyak hal lain yang tersedia disana seperti fasilitas Pura, Restoran dan Money
Changer di luar kawasan Tanah Lot.
3. Aktivitas
wisata di Tanah Lot
Di pura Tanah Lot diperingati
Odalan 210 hari sekali, sama seperti pretensi lainnya di Bali. Hari raya ini
waktunya berdekatan dengan seremoni Galungan dan Kuningan, yaitu pada hari
Kudus Buda Cemeng Langkir. Ketika Odalan ini, Pura ini dipenuhi oleh orang yang
akan bersembahyang.
Tempat menyaksikan sunset terbaik
di Bali adalah Tanah Lot. Apalagi bila menyaksikannya di atas tebing tinggi
pada pukul 17.00-18.30 WITA. Di atas tebing ini terdapat restoran-restoran
kecil. Jadi, selain dapat menikmati estetika sunset, bisa juga menikmati
lezatnya makanan yang disajikan restoran tersebut.
Disekitar Pura Tanah Lot, banyak
pasangan yang melakukan foto buat pernikahan atau prewedding sebab arsitektur
bangunan pura sangat mendukung kegiatan ini, ditambah dengan panorama alam yang
latif di sore hari. Tidak heran jika banyak calon pengantin yang mengabadikan
momen preweddingnya di Tanah Lot.
Memegang ekor
ular penjaga pura sambil meletakkan uang koin di dasar air dan memanjatkan
permohonan. adalah salah satu mitos yang berkembang disana.
Mencuci muka di
Tirta Pabersih. Tirta Pabersihan atau Air Pabersih adalah sumber mata air
tawar. Namun, jangan menyangka ini adalah sumber mata air tawar biasa, karena
mata air ini sangatlah unik dengan keberadaannya yang berada ditengah pantai yang
notabene memiliki tipe air asin. Menurut cerita, ini juga lah yang menjadi
alasan mengapa pura Tanah Lot dibangun disana karena dianggap sebagai tempat
yang suci.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Fasilitas
wisata
Pada umumnya fasilitas di daerah
Tanah Lot terbilang cukup dan layak sebagaimana dengan fasilitas wisata pada
Daya Tarik Wisata lain, ketersediaannya pun tidak perlu dikhawatirkan karena
kuantitas dan kualitasnya terjamin cukup untuk kemungkinan jumlah pengunjung
yang akan berkunjung.
2. Aktivitas
wisata
Setiap Daya Tarik Wisata mempunyai
keunikan dan Daya Tarik tersendiri termasuk Tanah Lot. Di dalalm kawasan Tanah
Lot itu kita juga dapat melakukan berbagai aktivitas sebagaimana dalam Daya
Tarik Wisata lain, seperti keindahan
Sunset yang tidak mungkin sama dan tidak mungkin bisa didapatkan dalam Daya
Tarik Wisata lain, Pura yang bisa menyatukan umat pada hari Raya sambil
berlibur dan pemandangan atau background untuk foto prewedding. Tempat yang
unik dan mungkin saja serupa dengan Daya Tarik Wisata lain, namun didalam
kawasan ini merupakan kawasan Suci dan punya cerita sejarah yang tidak dapat
ditemukan dalam Daya Tarik Wisata manapun.
2. Saran
1. Fasilitas
Wisata
Meskipun
fasilitas di dalam area Tanah Lot terbilang cukup, namun ada hal-hal yang
sebaiknya dibenahi, khususnya masalah infrastruktur, agar diperluas agar akses
kendaraan bisa menjadi lebih nyaman. Dan masalah Akomodasi yang sampai pada
saat ini belum tersedia dalam area Tanah Lot sendiri, yang mana hanya tersedia
di luar gerbang 1 Tanah Lot, agar kedepannya di dalam area ini disediakan demi
kenyamanan pengunjung yang hendak bermalam di dalam area Tanah Lot.
2. Aktivitas
Wisata
Tanah Lot telah tercipta dengan
keindahan alam yang begitu melimpah dan tidak dapat ditemukan di tempat lain,
ada baiknya apabila pengunjung Tanah Lot senantiasa menjaga utamanya kebersihan
dan keindahan serta mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam area Tanah Lot
agar Tanah Lot dapat terus menjadi Destinasi pilihan untuk melukan kunjungan
pariwisata kedepannya.
Fort Rotterdam, Wisata Sejarah dan Budaya di Sulawesi Selatan